Lama aku tak menyentuh catatanku tapi catatan ini masih berjalan
begitu apik. Bukan dalam sebuah goresan tinta tapi dalam memori kepala yang
bakal abadi. Sudah sekian ini aku mengamati dan menjalani dan sampai pada
diriku yang seperti ini. Ketika aku tuangkan ke dalam sebuah cerita tentunya
mereka tak akan sepaham aku yang menjalani. Mereka hanya mampu berekspresi
senang atau pura-pura senang ataupun berekspresi sedih atau berpura-pura sedih.
Menjalani apa yang aku suka memahami apa yang tak aku suka. Pilihan-pilihan yang
memang harus diputuskan dan dijalankan. Tak boleh letih karena jantung selalu
berdetak dengan semangat, langkah kaki yang makin lama menunjukkan
kekokohannya. Mata yang selalu terpancar dengan terang melibihi terangya lampu
yang hanya menyala ketika matahari telah tenggelam di ufuk barat sana.
Tuhan memilihkan dan menentukan apa yang pas dan pantas untukku.
Aku diharuskan untuk sekadar menjalani saja tak perlu repot memikirkannya.
Kadang hanya sederhana saja aku ingin bersandar pada pundak yang kuat karena
kakiku selalu tersandung dan selalu saja hampir jatuh. Tapi ketika aku
benar-benar hamper jatuh aku memaksakan diri untuk menghindari jatuh itu. Aku
tak mau ditertawakan dan dipermainkan mekipun selemah apapun. Karena aku tahu
diriku aku kuat walau tak sekuat yang paling kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar