kala itu
sengaja
kau urai harapan-harapan
yang ku dengar dengan sebatas suara
ku terima dengan penuh keyakinan
modal keyakinan itulah
aku berani
menuju yang tidak hanya sebatas suara
lagi-lagi mengikuti sesuai yang kau kehendaki
ternyata
kenyataan dari suara-suara itu
merdu memang
berujung teriakan
pilu
lalu
aku
tersungkur, tengadah, dari torehan-torehan
kenistaan itu
sayang kau lupa
ini akan berbalik, berbalas
mungkin kau tersenyum senang sekarang
dan naskah-naskah itu sudah kau hilangkan
tapi aku tidak
jangan berfikir kalau aku ini hanya sekedar batu
yang diam
memang tak perlu repot-repot aku membuat sumpah serapah
biarlah balas itu menggelinding begitu saja
sesuai tiga hal di bawah ini
kronisku akan sama dengan kronismu kelak (atau lebih)
kepayahanku akan sama dengan kepayahanmu kelah (atau lebih)
gerutuku akan sama dengan penyesalanmu kelak
kelegaanku akan ada setelah tiga hal itu
agar kita sama-sama disebut manusia.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar