Minggu, 24 April 2011

belajar sajak tak Punya Hati

kala itu

sengaja

kau urai harapan-harapan

yang ku dengar dengan sebatas suara

ku terima dengan penuh keyakinan

modal keyakinan itulah

aku berani

menuju yang tidak hanya sebatas suara

lagi-lagi mengikuti sesuai yang kau kehendaki

ternyata

kenyataan dari suara-suara itu

merdu memang

berujung teriakan

pilu

lalu

aku

tersungkur, tengadah, dari torehan-torehan

kenistaan itu

sayang kau lupa

ini akan berbalik, berbalas

mungkin kau tersenyum senang sekarang

dan naskah-naskah itu sudah kau hilangkan

tapi aku tidak

jangan berfikir kalau aku ini hanya sekedar batu

yang diam

memang tak perlu repot-repot aku membuat sumpah serapah

biarlah balas itu menggelinding begitu saja

sesuai tiga hal di bawah ini

kronisku akan sama dengan kronismu kelak (atau lebih)

kepayahanku akan sama dengan kepayahanmu kelah (atau lebih)

gerutuku akan sama dengan penyesalanmu kelak

kelegaanku akan ada setelah tiga hal itu

agar kita sama-sama disebut manusia.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar